Yang Lain Cabut, Ritel Kosmetik Prancis Ini Tetap Kukuh Buka Toko di Rusia

Yang Lain Cabut, Ritel Kosmetik Prancis Ini Tetap Kukuh Buka Toko di Rusia

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 14 Apr 2022 15:02 WIB
Serangan Rusia menghancurkan stadion yang berada di kawasan Chernihiv, Ukraina. Dampak kerusakan di stadion itu pun terbilang parah. Ini penampakannya.
Foto: AP Photo/Evgeniy Maloletka
Jakarta -

L'Occitane, merek kosmetik asal Prancis menegaskan akan tetap membuka toko-tokonya yang ada di Rusia. Invasi Rusia ke Ukraina tidak menutup perusahaan untuk tetap beroperasi.

Dilansir dari BBC, Kamis (14/4/2022), perusahaan menyatakan mereka telah membahas penutupan tokonya. Namun, pada akhirnya kesimpulan diambil untuk tidak melakukan penutupan untuk menghindari staf dan pekerjanya mengalami pemutusan hubungan kerja.

Perusahaan kosmetik, yang memiliki spa dan toko di kota-kota besar Rusia termasuk Moskow dan St Petersburg itu mengatakan tidak ingin mengambil risiko bagi para pekerjanya bila memutuskan menutup tokonya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada titik ini kami tidak dapat menjamin bahwa 700 karyawan kami di Rusia tidak akan menghadapi pemberhentian jika kami berhenti beroperasi di negara itu," kata seorang juru bicara L'Occitane.

Di sisi lain, para pelanggan dan pengguna kosmetik L'Occitane telah mengkritik keras keputusan perusahaan soal tetap membuka toko di Rusia. Mereka bahkan menyerukan boikot terhadap merek tersebut.

ADVERTISEMENT

"Saya telah menggunakan krim ini selama bertahun-tahun, tidak pernah lagi. Bahkan jika mereka mundur, mereka telah menunjukkan integritas perusahaan mereka," kata salah seorang pelanggan L'Occitane di Twitter.

Seperti diketahui, sejak invasi Rusia ke Ukraina, ratusan merek internasional telah menutup toko dan menghentikan penjualan online di Rusia sebagai protes atas perang yang terjadi. Beberapa merek saingan L'Occitane, macam L'Oreal dan Estee Lauder juga sudah melakukannya.

L'Occitane adalah salah satu dari sejumlah perusahaan yang masih beroperasi di Rusia dalam daftar yang dibuat Profesor Jeffrey Sonnenfeld dari Institut Manajemen Universitas Yale.

Selain perusahaan kosmetik itu masih ada raksasa energi Prancis EDF, maskapai penerbangan Emirates UEA, dan merek komputer Lenovo China yang terus beroperasi di Rusia.

Namun, kelompok yang jauh lebih besar, yang terdiri dari sekitar 600 perusahaan besar telah menarik diri dari Rusia atau menangguhkan penjualannya sejak invasi terjadi. Misalnya saja, Starbucks, Coca Cola, Levi's, Apple, dan masih banyak lagi.

Ada pula gerai internasional yang masih buka di Rusia, kebanyakan hal itu terjadi karena mereka tidak dapat menutup toko karena kesepakatan waralaba yang rumit. Burger King dan grup hotel Marriott dan Accor termasuk di antara perusahaan yang dibatasi oleh pengaturan ini.

Pada hari Selasa, beberapa toko Nike independen ditemukan beroperasi di Rusia lebih dari seminggu setelah merek pakaian olahraga itu mengatakan untuk sementara menutup semua tokonya di negara itu.



Simak Video "Cerita Eks Karyawan Kantoran Bangun Bisnis Fashion Online"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/zlf)